Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulitdilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagaipendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS(Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Merekainilah generasi pertama rocker Indonesia.
Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asalBandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkanmusik keras dengan gaya yang lebih `liar' dan `ekstrem' untuk ukuranjamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band-band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milikband-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, BlackSabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP.Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarahhanya sedikit saja album rekaman yang terlahir dari band-band rockgenerasi 70-an ini.
Dekade 80-an tercatat sebagai masa perkembangbiakan rock n' roll danmulai bergeraknya subkultur ini ke arah industri. Tokoh sentral yangdominan mewarnai perkembangan musik rock di era 80-an tentu saja LogZhelebour asal Surabaya. Mantan pengusaha rental lampu disko yang nekatmengkapitalisasi musik rock berkat dukungan perusahaan rokok ternama inisecara berkala sukses mengorganisir Festival Rock Se-Indonesia yang babak finalnya selalu digelar di kota pahlawanSurabaya.
Gara-gara festival inilah media massa nasional kemudianmengklaim Surabaya sebagai barometer musik rock Indonesia. Ajangkompetisi band-band rock nasional yang digelar sejak 1984 ini dikemudian hari banyak melahirkan alumni-alumni rock kugiran yangnamanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya ElPamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock(Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Logjugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama diIndonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah albumketiga God Bless, "Semut Hitam" yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak mudasedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan stylemusik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- bandyang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth,Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar diIndonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendirikomunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988.
Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belumpopuler) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasanpertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach,frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sanaoleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggungdi sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-bandbaru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebutmengusung musik rock atau metal.
Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx(Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion OfResources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle(GN'R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream(Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yangmembelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikalbakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band deathmetal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie,vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial SicMynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada ApaDengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelahcabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsepmusik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.
Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat polatradisi `sekolah lama', bangga menjadi band cover version! Di antaramereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertamamereka, "Rock Bergema". Ini terjadi karena mereka adalahsalah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrakrekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu.
Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudahbahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musikrock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Daribeberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah RadioMustang. Mereka punya program bernama Rock N' Rhythm yangmengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radioini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrashmetal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992.Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- beritarock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik danMajalah Vista.
Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal inisehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak didaerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulusempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain AyuAzhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hinggaKrisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagaiistri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan jugamantan vokalis Rotor.
Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang seringdijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakanstudio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- bandrock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini.
Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock undergroundmanggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air diMuseum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seniSMA dan acara musik kampus sering kali pula di "infiltrasi" oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia(Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia(Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).
Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia,Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagiperkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lamasetelah Sepultura sukses "membakar" Jakarta dan Surabaya, band speedmetal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawahlabel Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu albumspeed metal klasik Indonesia era 90-an.
Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilisalbum thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer turMetallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konserMetallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim)lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Headsendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding bandseangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, AquariusMusikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker'.Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.
Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air,mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentukscene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. DiJakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat diBlok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal seringterlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan disebuah resto waralaba terkenal di sana.
Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal dan internasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hinggamerencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnyamemilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknyaberada di bawah tanah.
Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yangmakin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, blackmetal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makinmengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh,Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor,Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya.
Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta denganjudul `It's A Proud To Vomit Him'. Album ini direkam secaraprofesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer HarryWidodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen danPAS).
Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik undergroundpertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashedterbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil bandTrauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputerberbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n' pastetradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesinfoto kopi milik saudara penulis sendiri.
Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan coverpenuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuhedisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine diinternet (www.bisik.com). Media-media serupa yangselanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain MorbidNoise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan sebagainya.
29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagiperkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulahdigelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café.Acara bernama "Underground Session" ini digelar tiap dua minggusekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaekAhmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baruyang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya sceneBrit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampaitawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta denganBandung terjadi juga di tempat ini.
Getah, Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, StraightAnswer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet,Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV,Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, AgusSasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang' manggungdi sana.
Bandung scene
Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yangmenjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya StudioReverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio inidigagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketikasemakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya denganmembuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset,poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya. Selaindistro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yangrilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yangbertitel "Masaindahbangetsekalipisan." Band-band indie yang ikutserta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi,Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu-satunya band asal Jakarta.
Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lainPAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai bandIndonesia yang pertama kali merilis album secaraindependen. Mini album mereka yang bertitel "Four Through The S.A.P"ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yangmelahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebutadalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR,sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutardemo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dansekitarnya. Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas takbernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yangmengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End darialbum Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamarKrisna.
Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salahsatu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) danPuppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yangself-titled. Album ini kemudian dibantu promosinyaoleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonuskaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.
Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuahkomunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana,komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri StudioPalapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macamJasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, TympanicMembrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya.
Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yangmemiliki single unik berjudul "Golok Berbicara". Revograms Zine tercatatsempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-bandmetal/hardcore lokal maupun internasional.
Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pastitakkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosoktanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yangpenuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di `baptis' disini belum afdhal rasanya.
Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisikhingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atastergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiketmasuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala olehpara calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkanhingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock showunderground.
Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia,Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasancerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melandaseluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini.
Scene Jogjakarta
Kota pelajar adalah julukan formalnya, tapi siapa sangka kalau kota initernyata juga menjadi salah satu scene rock underground terkuat diIndonesia? Well, mari kita telusuri sedikit sejarahnya. Komunitas metalunderground Jogjakarta salah satunya adalah JogjaCorpsegrinder. Komunitas ini sempat menerbitkan fanzine metal HumanWaste, majalah Megaton dan menggelar acara metal legendaris di sana,Jogja Brebeg. Hingga kini acara tersebut sudah terselenggara sepuluhkali! Band-band metal underground lawas dari kota ini antara lain DeathVomit, Mortal Scream, Impurity, Brutal Corpse, Mystis,Ruction.
Untuk scene punk/hardcore/industrial-nya yang bangkit sekitar awal 1997tersebutlah nama Sabotage, Something Wrong, Noise For Violence, BlackBoots, DOM 65, Teknoshit hingga yang paling terkini, Endank Soekamti.Sedangkan untuk scene indie rock/pop, beberapa nama yang patut dihighlight adalah Seek Six Sick, Bangkutaman, Strawberry's Pop sampai TheMonophones. Selain itu, band ska paling keren yang pernah terlahir diIndonesia, Shaggy Dog, juga berasal dari kotaini. Shaggy Dog yang kini dikontrak EMI belakangan malah sedangasyik menggelar tur konser keliling Eropa selama 3 bulan! Kota gudeg initercatat juga pernah menggelar Parkinsound, sebuah festivalmusik elektronik yang pertama di Indonesia. Parkinsound #3 yangdiselenggarakan tanggal 6 Juli 2001 silam di antaranya menampilkan GardenOf The Blind, Mock Me Not, Teknoshit, Fucktory, Melancholic Bitch hinggaMesin Jahat.
Scene Surabaya
Scene underground rock di Surabaya bermula dengan semakin tumbuh-berkembangnya band-band independen beraliran death metal/grindcoresekitar pertengahan tahun 1995. Sejarah terbentuknya berawal dari eventSurabaya Expo (semacam Jakarta Fair di DKI - Red) dimana band- bandunderground metal seperti, Slowdeath, Torture, Dry, Venduzor, Bushidomanggung di sebuah acara musik di event tersebut.
Setelah event itu masing-masing band tersebut kemudian sepakat untukmendirikan sebuah organisasi yang bernama Independen. Base camp dariorganisasi yang tujuan dibentuknya sebagai wadah pemersatu sertasarana sosialisasi informasi antar musisi/band underground metal iniwaktu itu dipusatkan di daerah Ngagel Mulyo atau tepatnya di studio milikband Retri Beauty (band death metal dengan semua personelnya cewek, kiniRIP - Red). Anggota dari organisasi yang merupakan cikal bakalterbentuknya scene underground metal di Surabaya ini memang sengajadibatasi hanya sekitar 7-10 band saja.
Rencana pertama Independen waktu itu adalah menggelar konserunderground rock di Taman Remaja, namun rencana ini ternyata gagal karenakesibukan melakukan konsolidasi di dalam scene. Setelahsemakin jelas dan mulai berkembangnya scene underground metal diSurabaya pada akhir bulan Desember 1997 organisasi Independen resmidibubarkan. Upaya ini dilakukan demi memperluas jaringan agarsemakin tidak tersekat-sekat atau menjadi terkotak-kotakkomunitasnya.
Pada masa-masa terakhir sebelum bubarnya organisasi Independen,divisi record label mereka tercatat sempat merilis beberapa buahalbum milik band-band death metal/grindcore Surabaya. Misalnya debutalbum milik Slowdeath yang bertitel "From Mindless Enthusiasm toSordid Self-Destruction" (September 96), debut album Dryberjudul "Under The Veil of Religion" (97), Brutal Torture "CarnalAbuse", Wafat "Cemetery of Celerage" hingga debut album milik Fear Insideyang bertitel "Mindestruction". Tahun-tahun berikutnyabarulah underground metal di Surabaya dibanjiri oleh rilisan-rilisanalbum milik Growl, Thandus, Holy Terror, Kendath hingga Pejah.
Sebagai ganti Independen kemudian dibentuklah Surabaya UndergroundSociety (S.U.S) tepat di malam tahun baru 1997 di kampus Universitas 45,saat diselenggarakannya event AMUK I. Saat itu di Surabaya juga telahbanyak bermunculan band-band baru dengan aliran musik black metal. Salahsatu band death metal lama yaitu, Dry kemudian berpindah konsep musik seiring dengan derasnya pengaruh musik black metal di Surabaya kala itu.
Tepat tanggal 1 Juni 1997 dibentuklah komunitas underground INFERNO 178yang markasnya terletak di daerah Dharma Husada (Jl. Prof. DR. Moestopo,Red). Di tempat yang agak mirip dengan rumah-toko (Ruko) ini tercatat adabeberapa divisi usaha yaitu, distro, studio musik, indie label, fanzine,warnet dan event organizer untuk acara-acara underground di Surabaya.Event-event yang pernah di gelar olehINFERNO 178 antara lain adalah, STOP THE MADNESS, TEGANGAN TINGGI I & IIhingga BLUEKHUTUQ LIVE.
Maka, untuk mengantisipasi terjadinya stagnansi atau kesenjanganinformasi di dalam scene, lahirlah kemudian GARIS KERAS Newsletter yangterbit pertama kali bulan Februari 1999. Newsletter denganformat fotokopian yang memiliki jumlah 4 halaman itu banyak mengulasberbagai aktivitas musik underground metal, punk hingga HC tak hanya diSurabaya saja tetapi lebih luas lagi. Respon positif pun menurut merekalebih banyak datang justeru dari luar kota Surabaya itusendiri.
Scene Malang
Kota berhawa dingin yang ditempuh sekitar tiga jam perjalanan dariSurabaya ini ternyata memiliki scene rock underground yang "panas" sejakawal dekade 90-an. Tersebutlah nama Total Suffer Community(T.S.C) yang menjadi motor penggerak bagi kebangkitan komunitas rockunderground di Malang sejak awal 1995. Anggota komunitas ini terdiri dariberbagai macam musisi lintas-scene, namun dominasinya tetapsaja anak-anak metal. Konser rock underground yang pertama kalidigelar di kota Malang diorganisir pula oleh komunitas ini. Acarabertajuk Parade Musik Underground tersebut digelar di Gedung Sasana AsihYPAC pada tanggal 28 Juli 1996 dengan menampilkan band-bandlokal Malang seperti Bangkai (grindcore), Ritual Orchestra (black metal),Sekarat (death metal), Knuckle Head (punk/hc), Grindpeace (industrialdeath metal), No Man's Land (punk), The Babies (punk) dan juga band-bandasal Surabaya, Slowdeath (grindcore) serta The Sinners (punk).
Beberapa band Malang lainnya yang patut di beri kredit antara lainKeramat, Perish, Genital Giblets, Santhet dan tentunya RottenCorpse. Band yang terakhir disebut malah menjadi pelopor stylebrutal death metal di Indonesia. Album debut mereka yangbertitel "Maggot Sickness" saat itu menggemparkan scene metal diJakarta, Bandung, Jogjakarta dan Bali karena komposisinya yang solid dankualitas rekamannya yang top notch. Belakangan band ini pecah menjadi duadan salah satu gitaris sekaligus pendirinya, Adyth,hijrah ke Bandung dan membentuk Disinfected. Di kota inilah lahir untukkedua kalinya fanzine musik di Indonesia. Namanya Mindblast zine yangditerbitkan oleh dua orang scenester, Afril dan Samackpada akhir 1995. Afril sendiri merupakan eks-vokalis band Grindpeace yangkini eksis di band crust-grind gawat, Extreme Decay. Sementara indielabel pionir yang hingga kini masih bertahan serta tetapproduktif merilis album di Malang adalah Confused Records
Scene Bali
Berbicara scene underground di Bali kembali kita akan menemukankomunitas metal sebagai pelopornya. Penggerak awalnya adalahkomunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar. Ikut eksis didalamnya antara lain, Dede Suhita, Putra Pande, Age Grindcorner dan SabdoMoelyo. Dede adalah editor majalah metal Megaton yang terbit diJogjakarta, Putra Pande adalah salah satu pionir webzine metal IndonesiaCorpsegrinder (kini Anorexia Orgasm) sejak 1998, Ageadalah pengusaha distro yang pertama di Bali dan Moel adalahgitaris/vokalis band death metal etnik, Eternal Madness yang aktifmenggelar konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil daridurasi siaran program musik metal mingguan di Radio Cassanova, Bali yangberlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00 WITA.
Awal 1996 komunitas ini pecah dan masing-masing individunya jalansendiri-sendiri. Moel bersama EM Enterprise pada tanggal 20 Oktober 1996menggelar konser underground besar pertama di Bali bernamaTotal Uyut di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Band-band Bali yang tampil diantaranya Eternal Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium,Triple Punk, Phobia, Asmodius hingga Death Chorus. Sementara band- bandluar Balinya adalah Grausig, Betrayer (Jakarta), Jasad, Dajjal,Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death Vomit (Jogjakarta).Konser ini sukses menyedot sekitar 2000 orang penonton dan hinggasekarang menjadi festival rock underground tahunan di sana. Salah satualumni Total Uyut yang sekarang sukses besar ke seanteronusantara adalah band punk asal Kuta, Superman Is Dead. Mereka malahmenjadi band punk pertama di Indonesia yang dikontrak 6 album oleh SonyMusic Indonesia. Band-band indie Bali masa kini yang stand out diantaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews, Telephone, Blod Shot Eyesdan tentu saja Eternal Madness yang tengah bersiap merilis album ke tigamereka dalam waktu dekat.
sumber http://fhaglad.blogspot.com